Seminggu sudah meninggalkan tanah air, tanah kelahiran. Meninggalkannya
dalam meneruskan perjuangan di medan yang jauh dari tanah tumpah darah sendiri.
Bertemankan keluarga yang tersayang, saban ketika mengharapkan
yang terbaik dalam permusafiran yang panjang. Dalam mencari redha Ilahi di samping redha insani.
Siapa sangka, dua bulan setengah bertapak di tanah Malaysia terasa
pantas berlalu begitu sahaja. Terasa seperti dua hari atau dua minggu. Belum puas
rasanya melepaskan dan mendakap erat kenangan bersama keluarga, sanak saudara
dan sahabat handai sekalian.
Terimbau semula kata-kata insan tersayang, “kalau tak
sempat jumpa di dunia, insya-Allah kita jumpa di sana..” Yakin dan
pasti, permusafiran ini diiringi dengan doa dan harapan. Berat kaki melangkah
pergi namun digagahi jua. Pilu andai musafir ini beriringan dengan air mata. Biarlah
ianya tidak terlihat di mata, namun di hati siapa yang tahu.
Mohon maaf pada semuanya andai permusafiran ini tidak diketahui
ramai.
Mohon doa semuanya buat si faqir ini dalam meneruskan perjuangan
di medan yang tiada hentinya.
“Kenangan terpahat di sanubari…”
0 comments:
Post a Comment