Jangan hanya sujud ke sejadah saat susah.
Jangan hanya mengenal telekung saat sesak.
Jangan hanya memandang qiblat saat payah.
Jangan hanya teringat wudhu’ saat lemas.
Jangan hanya mengenal tasbih saat hanyut.
Jangan hanya memandang alam saat alpa.
******************************************
Manusia mudah lupa dengan keadaan dirinya yang sebenar. Sukar dan
sedikit sekali untuk mensyukuri segala nikmat dan kurniaan yang Allah hadiahkan di
dalam kehidupan ini. Salah satu nikmat yang tiada nilainya adalah nikmat Iman dan Islam. Nikmat yang
paling besar.
Sehinggakan bila mana diri sudah dikuasai dengan rasa bongkak,
ego dan tamak haloba maka nikmat Iman, Islam dan Ihsan disisihkan ke
tepi. Lebih mengutamakan nikmat yang tiada manfaatnya di akhirat kelak. Nikmat yang
hanya mengundang kecelakaan ke atas dirinya di saat hari pembalasan kelak.
Namun begitu, bila sudah kecewa dengan kegagalan, maka barulah mula
untuk bersujud menghadap Tuhan. Mengadu kepasrahan jiwa yang melanda. Mengapa saat senang
lenang dengan nikmat dunia manusia itu kufur untuk akur pada Tuhan. Saat susah,
barulah kita ingat akan Tuhan.
Bila terasa jiwa yang berserabut, jiwa kacau, gelora jiwa. Maka kembalilah
pada Tuhan. Jangankan sampai
kita lupa siapa diri kita yang sebenarnya. Di mana-mana sahaja mampu kita
bersujud menyembah syukur pada Allah s.w.t.. Bukankah peringatan demi peringatan sering
kali bermain di cuping telinga kita. Beruntunglah
kerana masih ada lagi yang sudi memberi peringatan biarpun dicemuh dikeji.
0 comments:
Post a Comment